Sunday, June 23, 2013
0
Motivasi Diri & Hidup : J.K Rowling Si Penulis Harry Potter Yang Menyihir Dunia
Bagi anda seorang pembaca sejati buku fiksi ilmia pasti tidak asing lagi dengan nama ini, Joanne Kathleen Rowling atau lebih dikenal dengan nama J.K Rowling. J.K Rowling sangat gemar menulis sejak ia masih kecil. Dia telah menulis sebuah buku yang berjudul Rabbit diusia yang masih sangat muda, yaitu diusia 6 tahun.
Sungguh luar biasa. Tak banyak anak diusia tersebut mampu menulis sebuah buku cerita. Dan salah satu dari sedikit anak yang mampu membuatnya adalah Joanne Kathleen Rowling kecil.

Namun bukan hanya pandai menulis, Rowling kecil juga tidak pernah merasa malu untuk memperlihatkan karya-karya yang ia buat kepada orang tua dan teman-temannya. Bahkan, kebiasaanya menunjukan karya-karya yang telah ia buat tetap dilakukan sampai beranjak dewasa.

J.K Rowling memang sangat berbakat dalam menulis. Ia memiliki daya imajinasi yang sangat luar biasa. Daya imajinasi dan bakat yang ia miliki itulah yang menjadiakan ia salah satu penulis terkeanl di seluruh dunia. Namun, tak banyak orang yang tahu bagaimana kehidupan Rowling sebelum ia menjadi penulis terkenal seperti saat ini.

Rowling yang dulu memiliki segudang masalah dalam kehidupannya. Bahkan masalah-masalah itu seakan-akan tak ada habis-habisnya. Penulis buku Harry Potter ini sempat masuk kriteria sebagai orang miskin yang berhak menerima santunan dari pemerintah inggris. Dan ketika itu ia baru menulis buku Harry Potter seri pertama yang belum ada satu orang pun tahu.

Bukan hanya itu, J.K Rowling seperti seorang yang sudah jatuh kemudian tertimpa tangga. Ia mengalami perceraian dengan suaminya. Kondisi ini membuat Rowling serba sulit. Namun ternyata, apa yang dia alami ini membuatnya semakin bertekad dan memacu semangatnya untuk menyelesaikan buku tentang kisah Harry Potter sang penyihir cilik.

Dan akhirnya, pada tahun 1995 Rowling berhasil menyelesaikan naskah Harry Potter. Namun karena ia tidak memiliki uang yang cukup untuk memfotokopi naskah-naskah tersebut, terpaksa dengan susah payah, Rowling menyalinnya denngan cara mengetik kembali naskah-naskahnya tersebut menggunakan mesin ketik manual.

Naskah-naskah yang dengan susuh paya ia ketik kembali dengan mesin ketik manual itu, tidak langsung begitu saja mudah diterima dan meledak dipasaran. Pada saat Rowling mengajukan naskah-naskahnya itu, ia menerima banyak penolakan dari para penerbit. Penyebabnya sangat sederhana, hal ini dekarenakan ia memakai nama asli, yaitu Joanne Kathleen Rowling. 

Pada masa itu, para penulis perempuan masih belum begitu dihargai, bahkan terkesan diremehkan. Sehingga, para penerbit enggan untuk menerbitkan buku yang ditulis oleh Rowling. Namun Rowling tidak begitu saja menyerah. Agar penerbit menganggap ia seorang laki-laki, maka Rowling menyamarkan nemanya menjadi J.K Rowling yang lebih terdengar seperti nama seorang laki-laki.

Pemakain nama J.K Rowling bukan hanya untuk menyamarkan statusnya sebagai seorang perempuan. Pemakaina dua huruf konsonan, yaitu J.K juga merupakan sebuah do’a dan harapan Rowling. Ia berharap bisa sukses seperti penulis favorinya C.S Lewis.

Akhirnya, kepintaran Rowling untuk menyamarkan namanya ini berbuah keberhasilan. Buku Harry Potter yang dibuat dengan susah payah pun meledak di pasaran. Tentu saja ini adalah hasil dari kerja keras dan sikap pantang menyerah dari seorang Joanne Kathleen Rowling.

Semoga kisah dari Joanne Kathleen Rowling ini dapat memotivasi diri dan menginspirasi hidup kita dalam melalui segala lika-liku kehidupan. Ingatlah, Tak Ada Kesuksesan Dari Hasil Kerja Keras Yang Dibayar Dengan Harga Murah.